1.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data atau informasi dari dua atau lebih alat (device) seperti komputer, laptop, smartphone, printer, dll) yang terhubung dalam sebuah jaringan baik lokal maupun luas (internet).
1.2 PRINSIP KOMUNIKASI DATA
1) Pengirim Data
2) Media Pengantar Data
3) Penerima Data
1.3 PROSES KOMUNIKASI DATA
Dimulai dari PENGIRIM (seperti komputer dan laptop) ketika ingin mengirimkan DATA (seperti pesan), data akan di Transmisikan dengan bantuan MEDIA PENGHANTAR (seperti kabel), kemudian melawati ENCODING (proses mengubah data), setelah itu data akan melewati DECODING (proses ekstrak data atau pengembalian data yang telah diencoding), dan kemudian PENERIMA (komputer yang lain) akan memberikan RESPON dan UMPAN BALIK kepada pengirim. Terkadang dalam proses pengiriman data akan terjadi NOISE (gangguan) tergantung dari jenis media penghantar yang digunakan. Misalnya jika menggunakan media jaringan maka gangguan yang akan dialami adalah sinyal yang lemah dan jaringan yang terputus.
1.4 MODEL KOMUNIKASI DATA
1) SOURCE (sumber) : menghasilkan data untuk di transmisikan.
2) TRANSMITTER (pemancar) : mengubah data menjadi sinyal yang dapat di pancarkan.
3) TRANSMITION SYSTEM (sistem transmisi) : membawa data.
4) RECEIVER (penerima) : mengubah sinyal yang diterima menjadi data.
5) DESTINATION (tujuan) : tujuan pengambilan data.
1.5 MENJAGA KOMUNIKASI DATA
1) Pastikan media transmisi tidak rusak.
2) Pastikan alamat IP yang mau dikirim benar.
3) Lindungi kabel dari binatang perusak dan letakkan di tempat yang aman.
4) Selalu rutin menscan virus, direkomendasikan 2 kali sehari.
5) HDD yang digunakan tidak boleh Bad Sector
6) HDD yang digunakan tidak boleh dicampur dengan Game, karena dapat membuat file menjadi lambat untuk dibuka.
2.1 MODEL REFERENSI OSI (Open System Interconnetion)
Model atau acuan arsitektural utama untuk network yang mendeskripsikan bagaimana data dan informasi network di komunikasikan dari sebuah aplikasi komputer ke aplikasi komputer lain melalui sebuah media transmisi , sehingga mempermudah pengertian , penggunaan , desain , pengolahan data dan keseragaman standar vendor dan juga sebagai panduan bagi vendor agar devicenya dapat berjalan di jaringan.
2.2 LAPISAN DALAM OSI LAYER
OSI Layer sendiri terbagi atas beberapa model atau lapis yang dimana pada setiap lapisan mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan penggunaannya terkait kebutuhan koneksi antar perangkat komputer. Berikut penjelasan dari masing-masing layer:
1) Application Layer (Lapisan ketujuh)
Appication layer memiliki fungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2) Presentation Layer (Lapisan keenam)
Presentation layer memiliki fungsi untuk menterjemahkan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam tingkat ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
3) Session Layer (Lapisan kelima)
Session layer memiliki fungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di tingkat ini juga dilakukan resolusi nama.
4) Transport Layer (Lapisan keempat)
Transport layer memiliki fungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada tingkat ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5) Network Layer (Lapisan ketiga)
Network layer memiliki fungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
6) Data-link Layer (Lapisan kedua)
Data-link layer memiliki fungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada tingkat ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer-2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802 membagi tingkatan ini menjadi dua tingkatan yang lebih kecil, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
7) Physical Layer (Lapisan pertama)
Physical layer memiliki fungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, tingkat ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
3.1 PENGERTIAN NOS (Network Operating System)
Sistem Operasi Jaringan ( NOS ) merupakan perangkat lunak yang mengendalikan jaringan dan pesan ( misalnya paket ) lalu lintas dan antrian , kontrol akses oleh beberapa pengguna untuk jaringan sumber daya seperti file , dan untuk menyediakan fungsi - fungsi administratif tertentu , termasuk keamanan.
3.2 MACAM-MACAM NOS
a. Microsoft
• Microsoft MS - NET
• Microsoft LAN Manager
• Microsoft Windows NT Server
b. Unix
• SCO OpenServer
• Novell Unix Ware
• Solaris
c. GNU / Linux
• FreeBSD
• Open SUSE Oracle Linux
• CentOS
• Slackware
• Debian
3.3 FITUR-FITUR PADA NOS
• Dukungan dasar untuk mendukung hardware , dan protocol pada jaringan
• Fitur keamanan seperti otentikasi , otorisasi , login pembatasan , dan kontrol akses
• Mampu memanajemen file , mencetak , penyimpanan data , backup dan replikasi layanan dalam skala besar
• Memiliki akses remote
• Administrasi jaringan dan audit perangkat dengan desktop dan terminal
• Mampu mendukung routing protokol dan pengelompokan pada jaringan
4.1 PENGERTIAN PENGKODEAN
Pengkodean adalah teknik yang dilakukan untuk memberikan penekanan pada proses yang terlibat (data dan sinyal) transmisi data.
4.2 MACAM-MACAM KODE
• Kode Baudot
Sebagai kode 6-an Berawal dari kode morse. Ada kode 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an yang digunakan untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita berupa lubang tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut sebagai kede 6-an.
• Standard Code
Didefinisikan sebagai kode 7 bit ( sehingga dapat dibuat 122 karakter ). Masing-masing yaitu 0-32 untuk karakter kontrol ( unprintable ) dan 32-127 untuk karakter yang tercetak ( printable ).
• Kode 4 atau Kode 8
Kombinasi yang diijinkan adalah 4 bit "1" dan 4 bit "O" sehingga dapat dibuat kombinasi 70 karakter.
• Kode BCD ( binary code desimal )
Terdiri dari 6 bit perkarakter dengan kombinasi 64 karakter. Untuk asynkron terdiri dari 9 bit: 1 bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.
• Kode EBCID
Menggunakan 8 bit perkarakter dengan 256 kombinasi karakter. Asynkron: 1 bit awal, 8 bit data, 1 bit paritas bit akhir.
4.3 TUJUAN PENGKODEAN
1) Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal pada tingkat 0 untuk waktu yang lama.
2) Tidak mengurangi data rate.
3) Kesalahan kemampuan deteksi.
4.4 PENGKODEAN SINYAL, DATA ANALOG DAN DATA DIGITAL
• Sinyal didefinisikan sebagai: "Data atau informasi yang telah mengalami proses sedemikian rupa sehingga siap untuk dikirim ke penerima melalui saluran transmisi".
• Informasi didefinisikan sebagai: " Realitas-fakta penting dicatat-direkam yang memiliki arti yang unik dan dapat ditafsirkan oleh manusia".
• Data di definisikan sebagai berikut: "Data adalah fakta >> fakta-fakta penting didokumentasikan >> dicatat yang dapat diproses >> ditafsirkan oleh komputer >> manusia untuk menghasilkan berbagai makna".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar